Kamis, 22 September 2011

Quiz Hari Ini


Perbandingan benyaknya siswa di kelas A dengan banyaknya siswa di kelas B adalah 2 : 5. Perbandingan banyaknya siswa di kelas B dengan banyaknya siswa di kelas C adalah 10 : 3.

a. Berapa perbandingan banyaknya siswa di Kelas A dengan Kelas B dengan Kelas C?

b. Jika jumlah siswa di Kelas A dan C adalah 70 siswa, berapa banyaknya siswa di kelas B?

c. Jika di Kelas B memiliki 40 siswa, berapa jumlah siswa di Kelas A dan Kelas C?

Rabu, 21 September 2011

Math Minutes

Math minutes adalah kegiatan matematika yang berdurasi 5 -1 0 menit. Tujuan dari kegiatan pembelajaran ini salah satunya adalah untuk memfokuskan konsentrasi siswa pada pelajaran. Soal yang dikerjakan juga tidak terlalu susah. Soal - soal dalam math minutes berisi soal-soal dasar dalam perhitungan dalam kehidupan sehari-hari atau dalam matematika. Hal ini baik dilakukan untuk membiasakan siswa selalu mengingat hal-hal yang kecil namun berarti bagi landasan pengetahuan yang baru.

Berikut akan disajikan salah satu contoh dari Math Minutes.

Kerjakan soal di bawah ini dengan singkat!

1. Jumlah hari dalam dua minggu adalah ... hari.
2. Jumlah hari pada bulan April adalah ... hari.
3. 1 jam = ... menit.
4. Bilangan prima yang pertama adalah ....
5. Banyaknya kaki dari 12 ekor ayam jantan adalah ....
6. Dua hari setelah hari rabu adalah hari ....
7. Bilangan terbesar yang dapat disusun dari angka 2, 1, 0, 3 adalah ....
8. Berat mana antara 1 kg kapas dengan 1 kg batu ....
9. Berapa jumlah sisi pada bangun kubus ....
10. 1 liter air = ... ml air.

Soal dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing kelas dan materi yang akan diajarkan. Bisa berisi penjumlahan, pengurangan, pembagian atau perkalian.

Selamat mencoba ya ....
Bravo Matematika.

Senin, 19 September 2011

Tawuran Pelajar = Sistem Pendidikan Yang Represif ???

Menyorot pada kejadian akhir2 ini di Indonesia pada khususnya tentang Tawuran atau kroninya, banyak kalangan yang memberikan komentar2 yang menurut saya itu hanya penafsiran tingkat rendah pada sebuah pengamatan sosial. Jika dilihat lebih jauh lagi dan lagi dan lagi, kejadian semacam itu bukan hanya sistem sekolah saja yang salah atau gengsi kelompok saja dan atau yang lainya. Tatanan kehidupan para pemimpin negara ini mungkin yang akan menjadi alasan #1 dari drama Tawuran itu. Kenapa drama : seperti dalam pementasan (ketoprak, ovj, wayang, dan LL) pasti ada dalangnya, dan ritualnya drama menyajikan 2 kubu yang saling mengumbar nafsu untuk menindas kubu yang lain.

Agama
Agama adalah landasan iman kepada yang khaliq. Dengan mendekatkan diri pada-Nya, maka jalan hidup pribadi ini akan lebih "legowo" dan kasih kepada sesama akan menjadi kunci dalam bertutur kata, berfikir, dan bertindak. Hati2 dan waspada. Bukan arogansi individu seperti raja2 dalam pewayangan, seperti Krisna yang kehidupanya selalu baik namun jika sudah emosi berubah menjadi raksasa yang besar, namun agama akan membawa umat manusia menjadi lebih serupa dengan Tuhan, karena ada nas yang mengatakan, "manusia diciptakan serupa dan segambar dengan Tuhan atau Allah".
Peristiwa besar (teori) diatas sudah luntur ditelan modernitas bangsa ini. Kebenaran kembali kepada siapa yang memiliki lautan berlian. Mereka yang selalu mementingkan perutnya sendiri akan menggunakan "justifikasi" atas jalan2 yang buntu. Semacam ini sebenarnya baik jika disikapi dengan legowo, bukan gengsi atas dasar nilai kewibawaan. Berserah pada yang Khaliq secara akan melahirkan individu yang baru dalam tatanan umat manusia. Memang kemarin aq salah namun aq memiliki hak asasi yang istimewa yaitu memperbaiki kesalahanku untuk menjadi manusia yang lebih baik. Ilmu itu ada dalam Agama.
Namun sungguh ironos karena para tokoh dalam agama juga sudah bukan menjadi panutan kebenaran itu. Kembali lagi mereka juga bukan Tuhan, hanya hambanya yang tidak luput dari dosa dan salah. Tidak adanya figur sejati dalam agama menjadikan umatnya mencari jalan pintas dalam mendekatkan diri dengan Tuhannya. Dari hal ini sudah bisa menjadi salah satu indikator bangkitnya TAWURAN.

Adat Istiadat
Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung adalah falsafah yang seharusnya bisa dipakai untuk menciptakan sistem perdamaian yang Adi Luhung.
Sosok pemimpin adat adalah individu yang lebih dekat dengan Tuhan dan lebih dituakan untuk menentukan segala kebijakan tentang kejadian sosial di lingkungannya. Layaklah beliau jika menjadi tuntunan dan panutan bagi masyarakat awam. Namun hal itu tidak diwarisi secara sempurna oleh penerusnya. Total dalam mengemban amanah dari pendahulu lama-lama luntur dan melebur menjadi masyarakat awam juga. Dia yang sebenarnya bisa menjadi penegak keadilan tidak mampu berkata dan berbuat banyak karena perannya yang tergantikan dengan kepentingan lain yang memiliki daya magis yang lebih tinggi dalam dunia yang serba elektronik.

Kehidupan masyarakat yang polos pada awalnya yang lalu di beri bumbu2 yang sedikit demi sedikit membuka kepolosannya dan kemudian dipertontonkan lewat media secara telanjang, mengubah pola hidup masyarakat pada generasi muda. Yang tadinya dilarang dan ditutup-tutupi akhirnya terbuka dan menjadi konsumsi umum. Contoh : Main kartu dan Minum arak, awalnya aaah itu hanya untuk pergaulan dan menjaga kehangatan atau salah satu bagian dari upacara adat, namun hal itu sudah bergeser untuk memenuhi kepentingan lain yaitu ada yang untuk mencari kekayaan dan gengsi atas famnya. Anak2 pada waktu itu belum boleh mengenalnya atau melihat kaum tua melakukan kegiatan2 itu, namun sekarang semuanya dilakukan dengan terbuka, anak2 dijejali dengan tontonan yang menghanyukannya dalam dunia itu.
Lalu adat istiadat yang mana yang bisa menjadi tuntunan jika hampir semua kebaikannya ternyata memiliki arti yang sudah luntur, seolah kehilangan roh. Atau bisa jadi mereka yang merasa adatnya paling ok, Tawuran adalah arena untuk pamer kekuatan, menjajal ilmu, dsb.
Sekali lagi hal ini mungkin juga bisa menjadikan indikator dari TAWURAN itu.

Orang Tua
Hilangnya sosok pemimpin dalam rumah tangga atau salah dalam mengejawantahkan petuah orang tua sering terlihat dalam kehidupan dewasa ini. "Kalau tidak mau nurut orang tua, ya sudah nurut sama orang lain saja"! Kata-kata orang tua seperti itu banyak diartikan berbeda-beda oleh setiap anak. Jika setiap hari kata2 seperti itu terus menerus dikumandangkan, maka anak juga akan terasah emosi kasarnya. Setelah mereka menemukan komunitas yang sama, maka akan membentuk jamaah yang kehilangan kasih sayang dari orang tuanya. Lalu mereka akan melampiaskan itu di jalan dengan bertindak anarkis.
Lalu apa orang tua akan di diamkan dari kasus ini???

Para Pemangku Jabatan negara
Banyaknya kebijakan yang sewenang-wenang yang dilakukan para pemangku jabatan tanpa memikirkan akibatnya, bisa membuat butterfly effect dikemudian kelak. Rasa sakit hati yang terus menerus dirasakan oleh masyarakat, ketidak adilan yang terus melekat dan dialami, bahkan hingga perlakuan yang semena-mena akan terhimpun menjadi pemicu terhadap konflik horisontal dlam masyarakat.
Sosok seorang pemimpin yang sudah luntur, membuat para pemangku kebijakan berlomba-lomba mencapai puncak piramida yang tertinggi untuk berdiri sebagai pahlawan yang sebenarnya cuma kesiangan.
Lalu apa mereka juga hanya diminta untuk diam dan berpangku tangan di depan panggung sandiwara tawuran/kerusuhan? atau salah satu dari mereka adalah dalangnya?

bersambung ...